BPPTK Yogyakarta memperkirakan bahwa Merapi masih berpeluang meluncurkan lava pijar. Hal itu berdasar catatan BPPTK dari letusan-letusan Merapi sebelumnya.
Dijelaskan, setelah meluncurkan awan panas, fenomena Merapi akan memunculkan kubah-kubah lava baru yang menutup lava letusan terdahulu. "Saat ini, status kami masih tetap awas (level IV) atau teratas," kata Kepala BPPTK Subandrio di kantornya.
Dia mengungkapkan, letusan Merapi pada 1786, 1822, 1872, 1930, dan 2006 selalu diikuti magma atau lava pijar. Lava tersebut kemudian membentuk kubah lava yang dapat menimbulkan awan panas. "Semakin besar kubah lava yang terbentuk, awan panas juga kian besar," imbuhnya.
Menurut Subandrio, erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini sulit diprediksi. Hal itu tampak dari kondisi Merapi kemarin yang sempat tenang tapi akhirnya pukul 16.13 kembali meluncurkan awan panas. Awan panas kali ini menjangkau 2,3 kilometer dari puncak Merapi.
Kondisi tersebut, menurut dia, juga belum menampakkan lava pijar yang keluar dari perut gunung. Padahal, jika lava pijar nanti keluar dari puncak gunung, kubah lava lama di sisi selatan yang disebut Geger Boyo berpotensi longsor. Longsoran tersebut diperkirakan membawa volume material lebih dari tiga juta meter kubik.
"Kalau jumlah magma kecil, tidak masalah. Tapi, kalau besar, itu akan longsor sejauh minimal tiga kilometer," lanjutnya.
Subandrio memperkirakan, longsoran material tersebut akan mengancam sampai Kali Kuning dan Kali Boyong di sisi selatan. Peluang longsoran itu memang cukup jauh. Mengingat, tidak semua volume Geger Boyo ikut longsor pada letusan 2006. "Tapi, kami masih akan menunggu perkembangan aktivitas Merapi," tambahnya.
Dijelaskan, setelah meluncurkan awan panas, fenomena Merapi akan memunculkan kubah-kubah lava baru yang menutup lava letusan terdahulu. "Saat ini, status kami masih tetap awas (level IV) atau teratas," kata Kepala BPPTK Subandrio di kantornya.
Dia mengungkapkan, letusan Merapi pada 1786, 1822, 1872, 1930, dan 2006 selalu diikuti magma atau lava pijar. Lava tersebut kemudian membentuk kubah lava yang dapat menimbulkan awan panas. "Semakin besar kubah lava yang terbentuk, awan panas juga kian besar," imbuhnya.
Menurut Subandrio, erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini sulit diprediksi. Hal itu tampak dari kondisi Merapi kemarin yang sempat tenang tapi akhirnya pukul 16.13 kembali meluncurkan awan panas. Awan panas kali ini menjangkau 2,3 kilometer dari puncak Merapi.
Kondisi tersebut, menurut dia, juga belum menampakkan lava pijar yang keluar dari perut gunung. Padahal, jika lava pijar nanti keluar dari puncak gunung, kubah lava lama di sisi selatan yang disebut Geger Boyo berpotensi longsor. Longsoran tersebut diperkirakan membawa volume material lebih dari tiga juta meter kubik.
"Kalau jumlah magma kecil, tidak masalah. Tapi, kalau besar, itu akan longsor sejauh minimal tiga kilometer," lanjutnya.
Subandrio memperkirakan, longsoran material tersebut akan mengancam sampai Kali Kuning dan Kali Boyong di sisi selatan. Peluang longsoran itu memang cukup jauh. Mengingat, tidak semua volume Geger Boyo ikut longsor pada letusan 2006. "Tapi, kami masih akan menunggu perkembangan aktivitas Merapi," tambahnya.
0 komentar:
Posting Komentar